“Sayang, kamu berubah dong. Ayahku udah ngasih
ultimatum nih.” Ucap Lyn bersungguh-sungguh.
Sementara Asta, menjawabnya asal-asalan saja.
“Berubah gimana sih? berubah jadi power
ranger gitu?” tanyanya balik.
“Ya, kamu harus berubah. Kuliahnya yang bener,
jangan males-malesan kayak gini terus. Kemarin ayahku bilang, kalo kamu nggak
nyelesain kuliahmu tepat waktu, aku harus putus hubungan sama kamu. Serem kan?”
“Memangnya kenapa harus tepat waktu?”
“Bayangin aja deh. Sebentar lagi aku lulus, dengan
masa studi 3,5 tahun. Setelah itu ayahku
sudah menyiapkan pekerjaan dan posisi yang bagus untukku di perusahaannya. Otomatis
aku sudah berpenghasilan sendiri kan. Nah, sementara calon suami aku, yaitu
kamu, malah masih kuliah terkatung-katung dan keteteran kayak gini. Dan yang
pastinya belum punya penghasilan. Ayahku tidak akan merestui hubungan kita,
sayang.”
Asta terdiam. Telinga sekaligus hatinya panas
mendengar ucapan Lyn barusan. Dia tidak dapat membayangkan apa jadinya bila ia
nekat berterus terang untuk berhenti kuliah pada kekasih hatinya ini.
“Kalau kamu mau aku bisa kerja sekarang juga, tanpa
harus mengandalkan gelar sarjana S1! Lagian aku juga sudah berpendapatan
sendiri walaupun jumlahnya kecil!” emosi Asta mencuat. Heran, punya pacar
bukannya meringankan beban, malah membuat Asta tambah tertekan.
“Y-yaaa… nggak gitu juga, Asta. Aku cuma memperingatkan
kamu. Aku cuma takut hubungan kita terancam.” Seketika air muka Lyn berubah.
Yang tadinya merekah kini menciut lesu. “Pendapatanmu dari menulis cerpen dan
artikel itu kan cuma bisa buat memenuhi kebutuhan jajan dan update gadget doang. Mana bisa
menghidupi keluarga kalo kita nikah nanti.”
(Triangle, my coming soon novel)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar