Siangnya,
Bagas menelponku lagi. Ini sudah yang ketiga kalinya ia menelponku, dan aku tak
berniat sedikitpun untuk menjawabnya.
“Ci,
ada telpon kok nggak dijawab?” tegur mama yang mendengar ponselku berbunyi dari
tadi.
“Biarin
aja, ma. Lagi males.” Aku menjawab dengan cuek.
“Kenapa?
Lagi ngambek sama Bagas?” tanya mama dengan tingkat kekepoan sekecamatan.
“Inget, kalo kalian berniat menjalani hubungan yang serius, nggak boleh mem…”
“Besar-besarkan
masalah kecil.” Aku menyambung kalimat mama. Kalimat ini sudah kuhapal diluar
kepala karena sudah menjadi kalimat andalan mama saat menasehatiku.
Drrrt
drrrt… kini ponselku bergetar tanda ada BBM masuk.
“Ci,
angkat telponku dong.” Aku membaca kalimat yang masuk di BBM.
Bagas lagi, Bagas lagi. Dengar, aku masih tidak berniat untuk membalasnya.
“Kita
perlu refresh hubungan kita.” Lanjut Bagas di BBM.
Refresh?
Hubungan? Apa maksudnya? Kini aku bertanya-tanya dalam hati.
Tak
lama kemudian ringtone panggilan masuk berbunyi lagi di ponselku. Siapa lagi kalau bukan Bagas? Namun kali ini aku ragu, panggilannya diangkat atau tidak ya? Aku
penasaran dengan kalimat terakhirnya di BBM tadi.
Kata hatiku
mengatakan bahwa aku harus mengangkat telpon darinya. Akhirnya aku menekan pelan tombol answer. Aaagghh, aku melanggar sumpahku sendiri!Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar