Minggu, 30 Juni 2013

Mama Ke Semarang

0 komentar
Baiklah, sudah jam segini dan aku nggak bisa tidur. Dan bukannya belajar buat ujian besok, malah nyampah di blog ini. Aku tau hidupku memang lagi berantakan. Seperti yang dikatakan mama kemaren saat berkunjung kesini...
Ahh, ya! Mama kemaren datang ke Semarang untuk mengunjungiku sekaligus jalan-jalan bersama anaknya tercinta ini. Jauh-jauh dia datang kesini sendirian naik pesawat, dengan tingkat kecemasan diatas rata-rata karena guncangan pesawat yang kencang. Haha.
Aku di Karimunjawa sebelum pulang
Malangnya, saat ia sampai di bandara Semarang aku masih di Karimunjawa, tepatnya di kapal menuju ke Jepara. Sedangkan dari Jepara juga masih dua jam lagi baru nyampe Semarang. Kasihan kan kalo mama harus nunggu lama di bandara? Akhirnya aku menyuruh seseorang untuk menjemput mama, yaitu mas Bahar anak UNDIP yang berprofesi sampingan sebagai ojek antar jemput. Dan menyuruh Uyi untuk melayani mama bila ia sudah sampe ke kosan. Jahat banget ya aku? :(
Mama sampai ke kosan jam lima sore kurang sedikit, sedangkan aku baru nyampe ke kosan jam enam lewat. Waktu aku sampai, mama menyambutku dengan wajah sumringah dan rambutnya yang basah sehabis mandi. Baguslah. Aku capek bukan main karena menyetir motor dengan jarak yang lumayan jauh, sampe langsung terkapar di tempat tidur. Tapi aku baru ingat mama belum makan nasi dari pagi. Astaga... aku buru-buru bangkit lagi dan ngacir ke warung makan untuk membeli dua bungkus nasi goreng.
Malam itu kami ngobrol banyak di kamar sambil tak henti-hentinya buang angin *bersendawa. Mama kena maag karena telat makan nasi, dan aku masuk angin karena kecapean di jalan.
with my spoty casual mom at Umbul Sidomukti
Esoknya setelah pulang dari kampus demi mencari dosen pembimbing yang ujung-ujungnya nggak ketemu, aku mengajak mama ke Ada swalayan karena ia akan membelikan teko. Ia iba melihat dispenserku yang sudah nggak berfungsi lagi. Selain membeli teko, ia juga membelikanku baju baru. Aahh, betapa perhatiannya orangtuaku. Sama seperti papa yang setiap kali ke Semarang selalu memperbaiki motorku.
Balik dari swalayan, aku mengajak mama ke wisata Bandungan yang jaraknya 40 menitan dari kosan. Mama setuju. Ternyata jam segini jalan raya macetnya kebangetan, sehingga mama parnonya kumat lagi melihatku nyalip-nyalip diantara mobil-mobil raksasa. Memang nggak bisa ngebut kalo bawa mama. Hahaha. Kasihan banget si mama aku ajak naik turun gunung dengan motor matic itu sampai bokongnya termengat-mengot. :(

Begitulah hari selanjutnya, aku mengajaknya ke simpang Lima buat shopping, ke Lawang Sewu, Kota Lama dan juga Masjid Agung. Sementara di kosan kami masak bersama, ngobrol ketawa cekikan, main gitar, video call dengan keluarga di Bengkulu dan memberesi kamarku yang berantakan. Nah,
Video call sama Sherin dan Alif -_-
melihat kamarku yang berantakan, tangan mama gatal banget ingin membersihkan semua itu. Menyikat kamar mandi, melipati pakaian di lemari, merapikan rak buku. Ya ampun mama, jauh-jauh ke Semarang cuma buat kerja kayak gitu. :(

Setelah lima hari berlalu, tibalah hari Jum'at. Kami berencana ke Borobudur sekalian ke Jogja. sekalian mama pulang ke Bengkulu naik bis dari Jogja di hari yang sama.  Ya mama pulang naik bis karena parno naik pesawat, sekaligus berhemat. Kami naik mobil pinjaman bersama Pongky dan mas Angro yang
Yeah, cita-cita mama semasa kecilpun terwujud, Borobudur!

menyetir. Puas bernarsis ria di Borobudur, kami langsung menuju Jogja dengan waktu tempuh satu jam. Jogja tambah macet saja sekarang. Aku kasihan liat mas Angro nyetir. Apalagi ulah aku sebagai petunjuk jalan yang error, kami jadi muter-muter salah jalan beberapa kali. Setelah membeli tiket di daerah Gamping, istirahat beberapa jam di kontarakan mbak Vinma, pukul empat kami kembali ke loket Gamping untuk mengantar kepergian mama.

Sampai kesana hari sudah jam lima sore. Sementara jadwal berangkat mama jam setengah enam. Mengingat maksimal kami pulang ke semarang jam 5 sore karena mas Angro dan Pongky ada keperluan, aku minta ijin untuk segera cabut. Tapi mama menahan kami, sepertinya ia takut ditinggal sendirian. Ia menahan kami sampai aku kesal dan malah menceramahi mama, jangan panik gitu. Oh, aku khilaf. :(
Untung saja bis datang pukul setengah enam kurang dan dua cowok itu bersabar menunggu. Setelah membantu mama membawa barangnya sampai dalam bis, aku berpamitan pada mama. Tak lama kemudian mobil kami melaju meninggalkan tempat itu dan kembali ke Semarang. Sesekali aku kepikiran dengan mama tadi. Ia akan berada di bis dua hari dua malam sendirian dengan orang-orang yang nggak dikenal. Kasihan mama. :(
Tapi kesedihanku terobati karena dua orang cowok di depanku selalu berbuat konyol, terus kami juga karaokean di mobil karena mas Angro memutar lagu-lagu lawas. Diantaranya lagu Yogyakarta yang dinyanyikan Kla Project.... Aaaghhh...
Baiklah, maafkan anakmu yang berantakan ini, ma. Sudah jam setengah tiga pagi ya? Saatnya tidur.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Kamis, 20 Juni 2013

Kenapa Jadi Penulis (novel) ?

0 komentar
  • Karena bebas memanajemen diri sendiri. Saya adalah orang yang tidak suka dengan aturan pihak lain dan suka berkreatifitas sendiri.
  • Karena bebas menulis apa saja dan menciptakan tokoh/dunia sendiri sesuka hati.
  • Karena ini profesi yang seksi. LOL.
  • Karena bisa dilakukan dimana saja, seperti saat sedang traveling atau belajar di kelas. #ups.
  • Karena bisa menghasilkan uang yang banyak jika menulisnya produktif.
  • Karena bisa jadi eksis dan banyak fans.
  • Karena jika bukunya bisa jejeran sama buku penulis-penulis idola, akan menjadi kesenangan tersendiri.
  • Karena bisa membuat PBSK. Papa bangga sama kamu. LOL.
  •  Karena profesi ini cocok untuk wanita yang lembut seperti saya. *rapiin bulu mata*
  • Karena saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menyenangkan. You know what I mean. 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Sabtu, 01 Juni 2013

Entahlah

0 komentar
Akan tiba saatnya dimana kita beranjak dari zona aman kehidupan, dan mengalami berbagai masalah besar yang menyangkut diri, masa depan, dan orang-orang yang dicintai. Mungkin aku adalah salah seorang yang sedang mengalaminya, atau akan mengalaminya, atau ini hanyalah awal dari masalah-masalah selanjutnya. Tujuanku di dunia ini adalah mengemban tugas sebagai manusia selayaknya, meneruskan perjuangan orangtua dan membuat mereka bangga. Aku sangat menyayangi mereka, aku selalu ingin membuat mereka bangga. Namun, akankah mereka marah besar dan akankah mereka memaafkanku bila aku tidak menuruti keinginannya kali ini? Aku berusaha membuat mereka bangga, namun ketika aku sudah merasa tak sanggup, akankah mereka mengerti dan mengampuniku. Aku kini terjatuh, mungkin juga terpuruk, merangkak meraba apa saja yang bisa kudapatkan untuk bertahan hidup. Mungkinkah mereka masih akan menganggapku sebagai anak sulung yang selalu mereka banggakan selama ini? yang ternyata bertopeng palsu menutup-nutupi kebodohan dengan wajah polos seakan semua akan baik-baik saja.
Ini berat. Aku selalu memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikannya. Namun saat ini aku masih belum menemukan titik temunya. Tujuanku sekarang hanya ingin membuat mereka senang dan bangga. Selebihnya, aku bisa mengatur hidupku sendiri. Aku tidak akan melakukan tindakan diluar akal sehat seperti mengakhiri hidup dengan sia-sia.
Firasatku mengatakan bahwa waktuku tinggal sebentar lagi. Kegalauan yang kupendam selama ini semakin menumpuk, dan aku tahu cepat lambat akan pecah membuncah. Dalam minggu ini beberapa orang telah membahas masalah kuliahku, padahal aku seperti biasa, tidak mengatakan apa-apa. Mereka rata-rata mengusulkan agar aku terbuka pada orangtua. Memberi tahu masalah apa yang sedang kuhadapi. Tapi nyaliku tidak ada sama sekali untuk mengatakan pada mereka. Mengecewakan mereka adalah salah satu hal paling menyeramkan buatku. Aku tidak bisa mengatakan pada mereka. Tolong, bantulah aku.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO