Sabtu, 06 Juli 2013

Lentera Jiwaku


Dari kecil, aku sangat suka membaca. Membaca buku cerita, komik, dan majalah anak-anak yang populer saat aku masih kecil. Kebetulan waktu zaman aku kecil (sampai SMP) di Bengkulu masih susah mencari buku yang bagus. Waktu itu belum ada toko buku Gramedia, adanya cuma toko buku kecil yang persediaan buku ceritanya sangat minim. Jadinya waktu itu buku yang kubaca sangat terbatas~
Kami beberapa tahun sekali liburan ke rumah nenek di Palembang. Nah, disitulah kesempatanku satu-satunya untuk berburu buku-buku cerita yang aku idamkan. Soalnya disana ada toko buku Gramedia yang luas sekali. Aku mempersiapkan uang tabunganku dari jauh-jauh hari agar bisa memborong buku cerita.
Hah, aku ingat sekali. Tiap kali baru sampai ke Palembang, aku langsung merengek pada papa supaya pergi ke Gramedia. Padahal jarak Bengkulu-Palembang lumayan jauh lho, 12 jam perjalanan. Biasanya kalau aku sudah merengek seperti itu, sepupuku yang tinggal di sebelah rumah nenek meminjamkanku buku cerita untuk aku baca sementara.
Aku suka sekali ke Gramedia. Aku suka baunya. Aku suka membaca buku cerita disana berjam-jam. Aku suka duduk bahkan berguling-guling menikmati suasana toko buku terbesar di Indonesia itu.
Kami bukan keluarga yang serba berkecukupan. Mereka saja tidak sanggup membelikanku majalah Bobo tiap minggu. Paling ya sebulan sekali sehabis gajian, atau pas aku sedang sakit. Oh iya,  papa sebulan sekali juga sering mengantarku ke taman bacaan untuk menyewa komik. Ahh, papa memang baik sekali.
Papa-mama lah yang mengajariku agar suka membaca, hingga aku bisa seperti sekarang ini. Bukan, aku bukan menjadi ilmuwan atau profesor yang kerjaannya mengoleksi buku-buku ilmiah setebal bokong gajah. Aku jadi suka menulis buku cerita sendiri! ya, aku jadi penulis.
Aku memang anak yang beruntung memiliki IQ diatas rata-rata, jadi aku tidak sulit menangkap berbagai pelajaran di sekolah. Aku suka pelajaran bahasa inggris, bahasa indonesia, matematika, sains, dan juga kesenian. Namun seiring usiaku yang bertambah, aku bingung dengan jati diriku. Aku juga jadi pusing dengan begitu banyaknya ilmu yang harus aku pelajari. Aku harus tau apa sebenarnya jati diriku, dan mau jadi apa sebenarnya aku.
Waktu SMA, aku masuk jurusan IPA, karena aku merasa lebih menonjol disitu. Namun, setelah dihadapkan dengan pelajarannya, aku nggak mampu menangkap semua. Pelajarannya sulit sekali, terutama fisika dan matematika.
Kuliah...
Aaah, bodoh sekali aku sampai dua kali ikut SNMPTN! buat apa aku memaksakan diri untuk dapat masuk ke jurusan di PTN kalau memang itu bukan passionku? Aku terlalu dibutakan oleh gengsi. Aku dibutakan oleh orientasi uang. Tanpa memikirkan apa yang sebenarnya aku mau. Tanpa memikirkan sebatas mana kemampuanku. Tanpa aku menyadari apa yang sebenarnya menjadi lentera jiwaku.
Sekarang aku baru menyadari apa yang sebenarnya aku mau. Dari kecil aku mencintai buku cerita, aku mencintai dunia fiksi. Dari kecil aku juga suka menulis, walau entah untuk apa waktu itu aku menulis. Tapi sekarang aku tahu ma, pa, aku memang harus menulis. Menulis buku cerita, karena disitulah lentera jiwaku berada.
notebook, buku kisah-kisah yang 'gue banget', dan tumpukan novel.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar