Rabu, 03 Juli 2013

Melarikan Diri Ke Jogja


"Yus, main yuk, ke Jogja!" kata temanku suatu kali di SMS. Dia adalah Uci, salah satu classmate terakrab saat di SMA N 2 Bengkulu. sekarang dia kuliah di PERBANNAS Jakarta, dan sedang pusing-pusingnya menghadapi tugas akhir. Makanya dia ngajak kami liburan alias melarikan diri. :D
Aku yang juga sedang merasa jenuh berkobok-kobok di dusun UNDIP ini, langsung saja mengiyakan, tanpa melihat daftar skejulku terlebih dahulu. Halah, sok sibuk.
Akhirnya tiga minggu kemudian, jadilah aku mengendarai spin matic tercintah menuju Jogja, sendirian dari Semarang. Jujur, ini adalah perjalanan terpanjang aku bepergian seorang diri dengan motor. Tapi aku percaya diri akan sampai dengan baik-baik saja. Dan ternyata benar, selama menyusuri jalan Semarang-Jogja selama 3 jam kurang dikit, aku sampai ke kosan temanku di Jalan Kaliurang dengan tampang stay cool. Uci yang sudah duluan sampai ke Jogja naik kereta, dan Eva yang kuliah di UII Jogja, geleng-geleng kepala melihatku. Mereka bilang aku stress! ya memang aku sedang stress. Banget. Banget. banget.
Waktu itu jam 4 sore. Aku dan Uci segera mandi agar bisa langsung capcus keliling Jogja, kota yang penuh dengan....... (oh pliss Pongkykusayang, jangan marah, I love you :*)
Kopi joss!
Kami pergi hanya bertiga karena sahabat kami yang satu lagi, Rike, sedang sibuk pra-koas. Tujuan pertama adalah kulineran di sekitar stasiun Tugu. Makan di angkringan kopi joss tentunya. Uci yang pertama kali ini ke Jogja adalah yang paling bersemangat untuk menyicipi bagaimana rasanya kopi yang diminum bersama arang. (aku juga belum pernah nyicip sih :p). Ternyata rasanya emang joss! apalagi dinikmati bersama teman-tenan tercintah :)
Pulang dari sana kami langsung melesat menuju Ambarukmo Plaza untuk nonton film Cinta dalam Kardus. Hasrat untuk menonton film ini membuktikan bahwa sisa-sisa keababilanku memang masih mengalir dalam darah. -_-

Ini turisnya!
Besoknya, kami masih jalan-jalan bertiga tanpa Rike. Tujuan hari ini adalah ke Candi Prambanan, titik nol Jogja, dan belanja di Malioboro.
Walau sudah berkali-kali ke Candi Roro Jonggrang ini, aku tetap ikut menjadi guide bagi Uci. Ada hikmahnya juga sih, aku jadi diajak foto sama sepasang turis asing. Yang perempuan dari Cina, dan yang laki dari Belanda. Bukan karena apa, aku diajak foto karena topi yang kupakai itu unik menurut mereka. Jadinya aku diajak foto, tapi menghadap ke belakang. Itu hikmah atau ngenes yah? (-_-)/||

Wedang-ronde di pinggir jalan Malioboro
Barulah pada hari ketiga, Rike bisa ikut kami jalan-jalan. Kali ini kami akan pergi ke Wonosari, tepatnya ke deretan pantai-pantai selatan Jogja. Bukan hanya Rike, teman Eva dari Bali juga ikut. Namanya Hanum.
maka jadilah pada hari itu kami merental mobil dengan harga 200k /12 jam. Tambah sopir yang mengantar jadi 250k, dan mobil yang tersedia hanya APV. Jadi ya sudahlah, terima saja.
Sebelum melaju kesana, kami terlebih dahulu membeli bekal dan bensin untuk perjalanan seharian.


Narsis di APV. aku duduk paling depan. :D
dari kiri: Uci, Hanum, aku, Eva, dan Rike. Baru sampai di Pantai Baron

Empat sekawan di pantai Sundak


Pantai Sundak yang lagi pasang.
Bekalnya beli di Olive Chicken. 

Rike autis di Pantai Indrayanti -_-
 Setelah dari Indrayanti, pengennya lanjut ke Pantai Siung. Tapi kata mas supirnya masih jauh, satu jam perjalanan lagi. Huh, yasudahlah, kasihan juga masnya capek mengendarai mobil seharian. Akhirnya perjalanan kami hari itu hanya sampai di Indrayanti. Setelah Matahari tenggelam, kami bergegas kembali ke kota. Pas banget, setelah maghrib kami dapat melihat lampu-lampu kota yang berpendar indah dari atas Gunung Kidul, tepatnya di Bukit Bintang.

Keesokan harinya aku sedih. Ini menjadi hari terakhirku di Jogja. Nanti sore Uci pulang ke Jakarta, dan besoknya aku juga harus pulang ke Semarang. Hari ini aku galau. Halaaahh. Setelah mengantar uci ke stasiun Tugu, aku bekeliling kota Jogja yang macet sendirian. Membawa tas berisi kamera dan laptop yang tadinya akan kupakai untuk menulis naskah. Entah dimana. Tadinya aku berpikir, mungkin asyik kalau aku menulis di Djandelo Coffie, sebuah kafe yang terdapat diatas toko buku Togamas Condong Catur. Tapi setelah masuk, aku tergoda untuk membaca di tokobuku itu berlama-lama dan hilang semangat untuk naik ke lantai 2. Hahaha.
Akhirnya aku pulang saja. Menyusuri belasan kilometer jalan Kaliurang, membeli sate padang di sebelah kanan gerbang UII, dan sampai ke kosan Eva yang listriknya sedang padam. Hwaaa....

The last day....
Bubbay Jogja, terimakasih untuk empat hari yang sangat menyenangkan bersama kawan-kawan tercintah. Terimakasih untuk nasi telor ala burjo yang tiada duanya. Terimakasih untuk suguhan pemandangan Merapi yang indah setiap kali bangun pagi. Terimakasih untuk keketatan kosan Eva dan Rike yang jam sepuluh malam sudah di gembok, sampai-sampai kami dicerewetin mbak kosan sebelah, dicurigai sebagai maling, dan memanjati pagar tinggi kosan sambil dilihatin cowok-cowok yang sedang makan di burjo depan kos. Lain kali kami nggak jalan-jalan berempat saja, but with all my bestfriend forever dari Bengkulu. :)

Kembali mengarungi 3 jam perjalanan Jogja-Semarang, dan.... helloww kota Atlas?! I'm coming back. Hell yeahhh!!!


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar