Kamis, 03 April 2014

Jenni, Kucingku Sayang




Saat hari pertama di Semarang setelah hampir 2 bulan liburan di Bengkulu, aku merasa sangat sedih. Rasanya itu kayak yang sepi... asing... sendiri karena nggak ada keluarga yang biasanya selalu ada di rumah. Kalo di rumah juga biasanya kan rame, ketawa terus, dan lebih-lebih bisa bermain dengan si kucing-kucing kecil kepunyaan Sherin dan Alif. Percaya nggak percaya, aku seharian itu menangis terus lho. Childist ya? emang sedih banget rasanya hari-hari pertama kembali ke kota rantauan.
Tiba-tiba, malam itu terlintas pemikiran untuk membeli seekor kucing supaya kalo di kosan ada yang bisa menghibur. Sebenarnya ada teman-teman akrabku juga di kosan, buat main. Tapi nggak taulah, rasa pengen punya kucing itu menggebu-gebu banget.
Besok siangnya jadilah aku bersama Pongky pergi ke pasar hewan Kartini untuk mencari kucing. Aku sih nggak butuh yang bagus-bagus banget. Yang penting dia lucu dan nggak nakal. Ada beberapa kucing yang bulunya bagus. Sejenis persia medium gitu deh. Tapi kenapa ya aku kurang srek sama kucing-kucing pesek model begitu. Selain itu bulunya yang terlalu panjang bisa-bisa bikin sesak nafas. Kemudian tingkahnya yang jaim dan sok anggun itu bikin aku males.
Tiba-tiba mataku tertuju pada seekor kucing kecil berwarna kembang telon. Warnanya hitam, oranye, dan putih. Dia melihatku seakan-akan minta dikasihani. Entahlah... aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Kata yang jual  dia baru berusia 4 bulanan gitu, terus jenis kelaminnya perempuan. Dia turunan ketiga dari ras persia peaknose. Bulunya sih nggak sepanjang kucing persia lazimnya, tapi tetap cantik kok.
Waktu dikeluarkan dari kandang dia langsung diberi makan biskuit kucing. Dia makan lahap banget. Udah begitu dia juga atraktif, langsung lari-lari nangkap mainan pita-pita yang disodorkan oleh si penjualnya.
Melihat hal itu aku langsung setuju untuk membeli kucing kecil ini. Dan aku memberinya nama Jennifer Dungdung. FIX.
Kami tidak membawa Jenni langsung ke
kosanku, melainkan ke kantor rocker climber dulu yang lebih dekat dari pasar itu. Sampai di kantor, Jenni makan dengan sangat sangat lahap. Sepertinya dia kelaparan. Aku gembira melihat tingkahnya yang atraktif itu. Kecuali beberapa jam kemudian, saat kami membawanya pulang ke kosanku yang lumayan jauh, di Tembalang. Mungkin karena di bawa pakai motor dia jadi panik. Dia pipis dan poop di kotaknya yang aku pangku. Otomatis aku jadi kena kotorannya itu.
Sesampainya di kosan aku tidak tahan untuk tidak memandikannya karena dia sudah bau poop. Jadilah magrib-magrib aku berkutat sendirian memandikan Jenni di kamar mandi. Jahatnya aku memandikan dia dengan air dingin, mana hari sudah gelap. Lebih-lebih, aku lupa kalo hair dryer ku dipinjam teman se-kosan. Dan malangnya dia sedang tidak di kosan. Terpaksa aku mengeringkan Jenni hanya dengan handuk kecil.
Besoknya yang terjadi adalah.... dia sama sekali nggak mau makan. Aku kira dia cuma shock terapy gara-gara merasa asing tinggal di tempat baru. Sampai akhirnya kudengar dia bersin-bersin dan hidungnya+matanya berair. Aku cemas seketika. Pasalnya, aku dengar-dengar kalo kucing terkena flu itu bisa berabe. Aku cari semua informasi tentang flu kucing dan solusinya. Untunglah, sedikit pencerahan, katanya kalo kucing sudah besar (lebih dari 2 bulan) itu kalo kena flu nggak bahaya. Walaupun obat flu kucing belum ditemukan, si kucing bisa sembuh dengan sendirinya setelah seminggu. Kalo ingat muka Jenni saat itu ya tuhan, menyedihkan sekali. Sampai nggak tega.
Untunglah pencerahan itu ternyata benar, dalam seminggu Jenni sudah mendingan. bersinnya sudah berkurang, ingus dan air matanya juga berkurang drastis. Sampai akhirnya dua minggu kemudian Jenni dinyatakan sembuh total.
Saat Jenni sakit itu aku sedih banget, rasanya kayak orang yang paling sial sedunia. Gimana nggak, aku beli kucing itu (dengan memangkas hampir setengah uang bulanan) benar-benar niatnya supaya nggak sedih lagi. Tapi kok malah kucingnya sakit begitu?
Semakin kesini Jenni makin sehat dan lincah. Mainnya udah semakin jauh, udah bisa ke lantai atas dan ke warung makan sebelah kosan. Karena was-was, aku akhirnya beli kandang buat Jenni. Tapi baru beberapa hari pake kandang, Jenni harus tergusur oleh Giant, kelinci Pongky yang mau melahirkan. si Giant dinilai lebih membutuhkan kandang itu daripada Jenni.
Jadi Jenni tidak punya kandang. Dia jadi gembel tidur-tiduran di keset kaki orang dan kadang-kadang di kamarku. Tapi teman sekamarku sepertinya tidak menyukai Jenni. Dia memang tipikal orang yang nggak suka bersahabat dengan binatang. Dia cenderung takut dan berteriak bila didekati Jenni. Haah.. ada ya orang yang begitu di dunia ini? :(
Aku jadi galau gara-gara ini. Seadainya aku tidur sendiri di kamar, Jenni nggak usah di kandangi, tidur di kamar aja sama aku. Mana poop-nya Jenni sembarangan di rerumputan tempat jemur pakaian. Aku rasa beberapa orang yang kontra dengan kucing memendam kejengkelannya pada aku dan Jenni. :(
Masalah tidak berakhir sampai disitu saja. Beberapa malam yang lalu Jenni minggat dari kosan. Aku baru sadar Jenni hilang saat paginya. Dicari kemana-mana dia tidak juga ditemukan. Putus asa, aku menangis sampai siang. Seperti di film-film lebai, semua kenangan bersama Jenni seakan terputar kembali. Belum lagi seorang teman yang punya kucing jantan sepakat ingin menjodohkan kucingnya dengan Jenni. Rasanya nyesek banget...
Aku sudah hampir mendatangi orang 'pintar' untuk mencari keberadaan Jenni. Kalau sampai ketahuan ada yang mencurinya, akan ku kutuk orang itu supaya nggak punya teman dan jomblo seumur hidup.
Pulang dari kampus, ada seorang teman yang mengajakku untuk mencari Jenni lagi. Siapa tahu ada di kosan sebelah, katanya. Dan voila! ternyata benar, ternyata Jenni sedang bermain dengan kucing-kucing ganteng di sebelah. Dan dia dikandangi sama anak-anak kosan itu biar nggak hilang lagi. Katanya, semalam Jenni ditemukan di parkiran motor mereka sedang bengong sendirian.
Dasar kucing nakal! bikin orang panik saja si Jenni. Pokoknya aku kapok ngebiarin Jenni berkeliaran. Dia aku kurung lagi di kandangnya yang lama, dan Giant si kelinci yang di lepas di luar kandang.
Bagaimanapun juga, aku sayaaaaaaaang banget sama Jennifer Dungdung.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar