Jumat, 19 November 2010

Opening of Novel



Facebook (baca:pesbuk) .
Sebagai orang Indonesia yang baik dan benar, tentu kita harus mengakui bahwa kita adalah facebooker sejati. Mulai dari anak-anak TK sampai ke aki-aki, dari tukang sapu jalan sampai presiden, semuanya punya facebook. Data statistik 2009 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna facebook terbanyak ke-6 sedunia. Ok, tunjuk jari bagi kalian orang Indonesia yang tidak punya facebook!
Ada banyak hal positif yang dapat kita ambil dari facebook. Meskipun sudah banyak aplikasi-aplikasi lainnya yang menjamur di internet, seperti twitter, plurk, koprol, dan sebagainya, hanya facebook satu-satunya yang bikin aku cinta mati. (mungkin karena aku cuma ngerti main facebook, maklum, katro bin ndeso.) Facebook satu-satunya yang setia menemaniku dikala suka maupun duka. So sweet.... Ehm. Sebagai jejaring sosial penghubung antar umat manusia dari berbagai penjuru dunia, facebook telah banyak berjasa mempertemukanku dengan teman-teman lama yang sudah lama tidak bertemu, dengan sanak saudara satu nenek buyut yang telah terpencar-pencar, dengan mantan pacar dan beberapa TTM (Teman Tapi Mupeng) yang selama ini menghilang ditelan paus (yah, aku memang garing), bahkan menjalin hubungan dengan teman-teman baru. Satu hal yang paling penting buatku: mencari cowok cakep jadi semakin mudah! Give the thumbs for Mark Cartlein yang telah menciptakan facebook tercinta.
Aku sendiri membuat facebook setahunan yang lalu, Maret 2009. Kira-kira sebulan sebelum menghadapi Ujian Nasional SMA. Baru-baru itu aku lumayan populer di dunia facebook. Tiap hari pasti ada saja friend request dari berbagai spesies cowok. Mulai dari yang cakep bak Vino Bastian, sampe yang ‘macho’ bak Tukul Arwana. Setelah di confirm, sebagian besar cowok-cowok ini menulis “Thanks dah app. Boleh kenalan gak?” di wall-ku. Setelah bosan ngobrol di wall, biasanya mereka ngajak kopdar (kopi darat). Tentu saja aku tidak setenar itu di dunia nyata.
Saat itu, aku memasang foto sok imoet ala ABG puber dan itu pun setelah berhasil diedit-edit photoshop.
 Terbukti saat aku mengganti foto profil dengan foto biasa yang sangat kasual, dengan kata lain sangat gembel. Para fans lambat laun mulai menyurut. Aku bahkan tidak berani membayangkan kopi darat dengan cowok-cowok itu, bisa-bisa mereka mencari seribu macam alasan untuk ngacir.
Gyahahahahahaha.

Waktu itu aku masih in a relationship dengan kak Aldo, kakak kelasku di SMA Negeri 2 Bengkulu. Cowok ini lain, dia lebih suka di rumah sambil ngutak ngatik berbagai jenis mesin daripada ngutak-ngatik komputer, apalagi bersentuhan dengan yang namanya e-mail, chatting, blogging atau segala tetek bengeknya yang juga tidak kumengerti itu. Satu hal yang dia miliki, e-mail wajib bagi mahasiswa teknik Universitas Bengkulu, untuk mengirimkan tugas pada dosen. Itu pun dia masih tanya-tanya, ”Gimana cara bukanya, de?”

Apakah kumpulan paragraf diatas sudah bisa disebut opening yang memenuhi standar dari sebuah novel???


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

2 komentar:

asep mengatakan...

wah,,,mau bikin novel kah?

bisa bisa bisa

Cora Bellato mengatakan...

dah jadi nii.... tp kayagna masih byk kekuranganny..

Posting Komentar