Rabu, 03 November 2010

Pulkam 2010


Tidak tahan dengan tekanan batin ini, aku mempercepat jadwal kepulanganku ke Bengkulu. Alhamdulillah, perjalananku lancar sampai tujuan.
Setibanya di Bengkulu, ternyata aku harus cemas lagi karena ada berita nenek sakit keras. Bukan nenek yang di Bengkulu, tapi nenek yang satu lagi, di Palembang. Ya, baru saja menginjakkan kaki ke rumah tercinta, aku, papa, mama dan kedua adikku harus segera meluncur ke Palembang dengan mobil butut papa. Papa menyetir sendiri dengan waktu tempuh Bengkulu-Palembang selama dua belas jam. Aku yang hanya duduk di bangku paling belakang saja capek bukan main, apalagi papa yang selama dua belas jam menyetir sendiri. Pasti otot-ototnya sangat tegang.
”Pa, mau gantian nyetir?” tawarku iba.
 “Oh, gak usah.” Jawab papa. “kami masih mau idup.”
“Ya ela, papa. Gak percayaan amat sih ma anak sendiri?”
“Ya iyalah, kamu bawa mobil di bengkulu aja hampir nabrak tukang becak!” tukas papa, sewot. Diiringi anggukan mama dan adik-adikku.
Aku tertawa lepas. Sesungguhnya aku sangat menantikan saat-saat berkumpul bersama mereka. Sumpah, kangen banget. 
Kembali teringat dengan keadaan kritis nenek. Nenekku itu sudah tua, umurnya 71 tahun. Ini sudah yang ketujuh kalinya beliau kena penyakit stroke. Dokter sendiri sudah geleng-geleng kepala menyaksikan kuatnya fisik nenek. Tujuh kali stroke, woi!
Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan nenek. Beliau sekarang sudah banyak berubah, fisiknya sudah semakin lemah. Sesampainya disana, kami langsung menyerbu tempat tidur nenek, melihat kondisinya yang teraktual.
Nenek kaget dikerumuni banyak manusia. Beliau memperhatikan wajah kami satu-persatu, lalu menunjuk-nunjuk kearahku.
”Ini... ini siapo?” ucapnya dengan suara parau.
“Ini Cila, nek. Cucu kesayanganmu.” Jawabku serentak dengan cucu-cucu lainnya, lalu memegang tangannya yang geter-geter.
“Ohh… yang… bisu itu yo…?” tanya nenek lagi.
“Bukan, nek, ini Cila yang cantik itu lho.” Jawabku gondok. Haduuh… nenekku… nenekku…
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, kami menunda-nunda jadwal kepulangan kami sampai beliau benar-benar sehat.

Kebetulan ada saudara kami di Palembang yang menikah minggu ini. Kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk makan enak. Di pesta besar-besaran itulah keluarga besar kami terkumpul. Ya, berkumpul bersama keluarga besar yang sudah lama tidak berjumpa adalah kebahagiaan tersendiri bagiku.
Setelah sukses membabi buta makanan-makanan enak di pesta, kami mulai menggila diatas panggung. Aku menyanyikan lagu Kangen Band dan Armada band dengan pede melambung. Mungkin kalo diperhatikan satu-satu, darah segar keluar dari kuping para tamu undangan.
Ditengah-tengah penampilanku yang ’memukau’ itu, tanteku naik keatas panggung dan mengacung-acungkan lembaran uang merah alias ratusan ribu. Ohh.... ternyata dia menyaweriku. Aku serasa jadi biduan kampung. Mataku menatap lekat lembaran uang itu, sepertinya tidak asing lagi, karena tadi pagi aku melihat adik-adik sepupu sibuk mengumpulkan uang mainan hadiah dari snack bipang. Aku tertipu! Uang seratus ribu gadungan itu segera ku cabik-cabikkan diatas panggung dengan sok. Para tamu undangan melongok tak percaya karena mereka kira itu uang betulan. Mereka pasti baru kali ini melihat biduan menyobek-nyobak uang saweran. Ya, itu lah caraku membuat sensasi dan kontroversi. Hahaha. 
Tragisnya, waktu turun panggung dengan centil, aku terpeleset di tangga. Aku jatuh terjungkang dengan posisi kaki di atas dan kepala nancap di tanah. Otomatis ribuan mata para tamu tertuju padaku, khususnya pada celana dalamku, karena aku hanya mengenakan mini dress. Setelah bangun dibantu orang-orang, aku segera berlari kebalik panggung. Aku menangis tersedu-sedu, mencari lubang untuk membenamkan diri sedalam-dalamnya. Bersemayam selama seratus tahun. Harga diriku raib.
Akhirnya aku diam-diam meninggalkan pesta, pulang ke rumah nenek dengan taksi abal-abal. Aku merasa kualat karena bersenang-senang diatas penderitaan nenek. 

Ini sepupu-sepupuku yang pada heboh dengan duit palsu hadiah snack bipang



Ini mama papa yang duet maut lagu My Heart (serasa jadi Acha & Irwansyah)

Ada yang nanya mana fotoku pas lagi nyanyi?
hadoooh.... plis jangan diungkit-ungkit deh yaaa.........


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar