Rabu, 30 Oktober 2013

Tegal Oh Tegal


Di sela-sela ujian tengah semester yang melanda, aku justru pergi keluar dari kota Semarang. Bukan berarti aku bolos ya, kami berangkatnya jum'at sore kok. Ceritanya Pongky mengajakku pulang ke kampung halamannya di Tegal untuk menenangkan diri sejenak disana. Awalnya dia sempat ragu juga, antara malu dan kangen bertemu keluarga disana. Tapi akhirnya kami jadi pergi juga dengan nekat naik motor selama 4 jam.
Kami memulai perjalanan jam 7 malam. Sekitar jam 10 malam, sudah sampai di Pemalang, musibah datang menghampiri kami. Kunci motor Pongky patah di dalam. Memang kunci itu sudah patah sejak beberapa hari sebelumnya tapi tidak diperbaiki hanya diisolasi. -__-. Saat mengisi bensin, saking semangatnya sampai dia lupa kalo harus hati-hati nyabut kunci. Jadilah hasilnya sebagian patahan kunci tinggal di dalam lubang kunci bagian bagasi motor. Ada satu bengkel di dekat situ yang masih buka tapi dia tidak bisa memperbaikinya. Ia hanya memberi tumpangan tempat istirahat sampai tukang kunci buka besok pagi. Bukan itu saja kegalauan kami tapi juga bagaimana membayar tukang kunci itu nanti. Pongky cuma mengantongi 25 ribu rupiah dan aku 15 ribu rupiah. Di Semarang biaya upah tukang kunci bisa sampai 75 ribuan rupiah.
Sampai pagi hari tiba, aku bangun lebih dulu dan marah-marah karena Pongky susah untuk dibangunkan. Memang sih masih jam enam pagi, tukang kuncinya juga belum buka. Sementara itu kami memetik buah kersen sampe bego disamping bengkel dan di pinggir kali.
Penginapan gratis -__-"
Jam 7, barulah Pongky pergi ke tempat tukang kunci yang berjarak 3 km dari sini, dengan naik bis kota. Dan jam 8 ia kembali dengan membawa seorang tukang kunci. Wakakakak. Tidak perlu waktu yang lama bagi mas-mas tukang kunci itu untuk menciptakan kunci baru yang cocok untuk motor Pongky. Dan ajaibnya lagi, ia hanya meminta bayaran 30 ribu rupiah. Kami pun menghembuskan napas lega dan dapat segera melanjutkan perjalanan ke Tegal.
Sekitar satu jam kemudian, kami tiba di rumah Pongky di Kabupaten Tegal tepatnya Desa Lebakwangi, Jatinegara. Akhirnya aku bertemu lagi dengan keluarganya setelah kelulusan Pongky setengah tahun yang lalu. Namun rumahnya sepi karena sedang ada hajatan saudaranya yang hanya kelang beberapa rumah. Hanya ada ayahnya seorang yang tinggal di rumah. Asal tau saja, di sebelah kiri kanan dan depan rumahnya itu saudaranya semua. Enak yahh..?.
Tak lama kemudian ibunya Pongky pulang karena ditelepon ayahnya. Jadilah hari itu kami di rumah saja, karena Pongky malas-malasan diajak keliling. Seharian kerjaanku ngobrol dengan saudara-saudaranya termasuk mbahnya, tidur siang, nonton Pongky main bola sama sepupunya yang masih SD, lalu ngobrol ngadul ngidul sama Pongky sambil nunggu hujan berhenti di ruang tamu. Dan malamnya barulah kami keliling-keliling naik motor.
Depan rumah Pongky
Tadinya kami mau pulang malam itu juga ke Semarang, tapi ibunya melarang. Ya iyalah, pasti masih kangen sama anak sulungnya. Hehe. Lagian serem juga malam-malam begini pulang ke Semarang. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang besok pagi saja sehabis Pongky ikut pemilihan bupati (kebetulan). 
SD-nya Pongky, kelang satu rumah dari rumah
Paginya aku membangunkan Pongky lagi dan mengajaknya jogging keliling pedesaan. Rasanya segerrrr sekali menghirup udara pagi di desa yang masih asri seperti ini. Di tambah dengan pemandangan gunung Slamet yang indah menjulang dengan gagahnya di depan mata. Lebay sithik joss!
Gunung Slamet
Setelah menunda-nunda keberangkatan seperti biasa dengan ngobrol, nonton, tidur-tiduran, akhirnya kami berangkat jam 11. Itu pun tidak langsung pulang, kami mampir dulu ke Objek Wisata Guci. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam termasuk perjalanan, tracking-trackingan, berfoto-foto dan kehujanan T.T 
Di salah satu puncak bukit di Guci
Tidak terlalu banyak yang kami ekplor disini karena kendala hujan dan finansial. hahaha. sedih amat yak. Tak apalah, lagian aku juga sudah pernah kesini sebelumnya bersama teman-teman. Masih beruntung, sebelum kami pulang Pongky membelikan berbagai sayur-mayur yang segar dan harganya terjangkau. Kan lumayan untuk persediaan di tanggal tua. :D
Mana yang lebih pekok? yang sebelah kiriiii.... :p
Oh ya, perjalanan ini juga memberi kami hikmah yang menyenangkan. Kami jadi menemukan lokasi rafting baru yang sangat menarik. Letaknya di Sungai Comal, kabupaten Pemalang. Bayangkan, sambil mengarungi jeram-jeram yang menantang, kita juga mendapat suguhan pemandangan sekeliling yang berupa pohon-pohon pinus berwarna hijau dan merah. Karena baru dibuka, ada promo menarik sampai 45 ribu per-orang untuk sekali pengarungan. Rencananya minggu depan kami akan kembali kesana ;)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar