Kamis, 28 Maret 2013

Cerpen: Cobalah Mengerti, Sayang (3)



 Seminggu berikutnya, kegalauan itu datang kembali.
Aryo lagi-lagi susah untuk ditemui. Terakhir kali aku mengajak dia makan bareng kemarin, tiba-tiba dia bilang sedang berada di luar kota. Separah ini kah kita sekarang? hingga aku pun tak tahu lagi apa yang sedang terjadi padamu, bisikku dalam hati.
Apa dia lupa bahwa wanita juga butuh perhatian? Perhatian yang sesungguhnya, bukan hanya kata-kata gombal tanpa bukti nyata. Sedikit saja. Sedikit saja beri apa yang tak pernah aku pinta. Beri aku perhatian, sayang. Ah, sudahlah. Aku tidak mau lagi merengek-rengek seperti seminggu yang lalu untuk meminta perhatian dari dia. Aku tidak mau perhatian karena iba seperti itu. Aku butuh orang yang tulus, memberiku apa yang tak perlu aku pinta.
Hampir saja aku lupa bahwa besok adalah anniversary kami yang kedua. Berarti genap sudah dua tahun aku menjalani hubungan dengan Aryo. Sepertinya itu sudah cukup. Aku tak ingin berlarut-larut menanti laki-laki yang lebih sering mengacuhkanku daripada memperhatikanku. Aku sudah letih seperti ini. Aku menyerah. Aku ingin mengakhirinya bila kami bertemu hari esok.
***
Esoknya.
Aku sudah mengirimkan pesan pada Aryo agar datang ke kosanku hari ini. Dan untungnya kali ini ia dapat meluangkan waktunya walau hanya sebentar.
“Hai,” sapanya, lalu tersenyum manis padaku.
Aku membalasnya dengan senyum juga. Senyum yang masam.
Lalu kami berdua duduk di teras kosanku yang luas dan lengang. Tak ada orang lain disana kecuali kami berdua.
“Udah makan?” tanyanya pelan.
Aku mengangguk. Bohong. Padahal aku belum makan dan sama sekali tidak ada nafsu makan.
Hening sebentar. Ia beralih memainkan keypad ponselnya, sepertinya sedang membalas SMS yang barusan masuk. Wajahnya serius sekali memperhatikan SMS itu.
Sementara itu, aku masih sibuk mencari kalimat yang tepat untuk memulai pembicaraan dengannya. Bahwa aku ingin mengakhiri hubungan yang sudah berjalan selama dua tahun ini. Bilang aku menyerah denganmu aja, sekarang, bisik suara-suara yang ada di sekitar otakku.
Yak, sekarang!
“Sayang,” panggilnya padaku. “Tau nggak, tadi aku ketemu klien yang rese banget. Pusing aku gara-gara dia. Ini barusan dia sms aku lagi.”
“Oh ya?” tanggapku sekenanya. Aku masih bingung bagaimana mengatakan hal yang satu itu padanya. “Kamu itu pikirannya cuma untuk bisnis ya?” tiba-tiba pertanyaan itu meluncur dari bibirku.
Ia kemudian memandangi wajahku sambil tersenyum. “Kita itu tiga tahun lagi sayang. Ingat kan?” ucapnya.
Memang, dulu waktu awal pacaran kami pernah berbincang tentang pernikahan. Aku berkata akan menikah pada umur 25 tahun. Ia juga akan menikahiku saat umurnya 25 tahun. Kebetulan kami seumuran, tapi ia kuliah dua tahun lebih cepat dari pada aku. Dan umur 25 tahun itu tinggal tiga tahun lagi.
“Iya, inget. Terus kenapa?”
“Kita harus segera mempersiapkan diri, sayang. Kamu tahu sendiri kan, kalo aku baru aja lulus kuliah. Bisnisku pun masih seumur jagung. Aku belum punya tabungan apa-apa untuk modal menikah nanti.”
Aku tertegun mendengarnya. Ia masih ingin menikah denganku? Gumamku dalam hati.
“Aku takut, sayang. Aku takut mengalami hal yang sama dengan temanku.” Aryo melanjutkan perkataannya.
“Kenapa dengan temanmu?”
“Temanku itu cowok. Ia ditinggal nikah sama pacarnya gara-gara belum mapan. Sementara pacarnya itu sudah bekerja dan mendesak ingin segera menikah. Akhirnya ia memilih menikah dengan laki-laki lain yang hidupnya sudah mapan. Dan aku nggak mau itu kejadian sama aku. Makanya aku harus bekerja keras sekarang biar bisa menikahi kamu secepatnya,” terangnya padaku. Yang tak kusangka-sangka, ia tiba-tiba mengecup lembut keningku. Sekujur tubuhku yang tadinya dingin membeku, tiba-tiba menjalar sebentuk kehangatan. Aku hanya bisa terpaku, tak tahu apa yang selanjutnya harus kulakukan.
Ia melanjutkan kalimatnya lagi seolah tanpa ujung. “Untung aja sekarang kamu masih semester enam. Belum terdesak untuk menikah. Hehehe.” Ia tertawa kecil. Diusapnya keningku sambil merapikan poniku yang berserakan.
Lagi-lagi aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Sesungguhnya dadaku berdesir hebat dibuatnya.
“Makanya aku akhir-akhir ini suka susah ditemui. Aku juga sering keluar kota bersama rekan bisnisku. Jadi kamu jangan suka galau ya karena aku. Percaya aja, kita bakalan sama-sama terus kok sampai nikah nanti. Kita harus move-on sayang. Kita nggak bisa berleha-leha terus, berjam-jam pacaran nggak jelas kayak dulu. Kita harus belajar jadi si professional yang menghargai waktu sebaik-baiknya. Nggak hanya buat aku, kamu juga harus menghargai waktu dengan hal-hal yang berguna, sayang. Katanya kamu mau jadi penulis. Daripada galau, mending kamu lanjutin tulisan-tulisanmu itu. Ya kan?”
Oh my god. Aku baru sadar bahwa aku tidak bisa memutuskannya, karena aku amat mencintainya!
Aryo mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah note book yang lucu dengan cover feminim kesukaanku. “Happy anniversary, sayang.” Ucapnya sambil menyerahkan note book itu padaku. “Ini buat calon penulis hebat, biar dia bisa menuliskan apa aja yang dia rasakan di dalam sini. Dan…buat kita, aku berdoa semoga kita selalu bersama dalam menggapai cita-cita dan cinta kita. Amin.”
Spontan aku memeluk note book itu. Bulir air mataku menetes karena tak kuasa menahan haru. Aku ingin memeluk tubuhnya sekarang.
Yak, sekarang!
“Makasih ya, sayang. Aku nggak nyangka ternyata kamu sangat menyayangiku. Selama ini aku cuma mengeluhkan kamu, kamu gini lah, kamu gitu lah. Aku kira kamu sudah bosan bersamaku. Ternyata aku salah.” Tanpa sadar aku telah membasahi kemejanya dengan air mataku yang melimpah ruah.
Mulai sekarang aku yang harus mengoreksi diri. Selama ini aku selalu menuntutnya. Padahal aku sendiri masih banyak kekurangan, dan ia tak pernah menuntutku ini itu. Harusnya aku mensupportnya agar giat bekerja, bukannya menghalanginya dengan rengekan manja. Aku berjanji akan belajar menjadi wanita yang pantas berjalan disampingnya dan hidup berdampingan dengannya selamanya.
Selesai.

Cerpen ini hanya fiktif belaka, bila ada kesamaan berarti penulisnya terinspirasi dari kisah nyata. haha!


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar