Selasa, 12 Agustus 2014

Cuplikan Novel Nocturnal


“Sayang…” bisik Aryo tiba-tiba.
“Iyaaa… aku tau kok kamu sayang sama aku.” Jawabku seenak udel.
Aku mengamati tangan Aryo bergerak maju, akan segera menoyor kepalaku. Aku dengan sigap menangkisnya.
“Wuuu… Bukan begitu, bayi. Aku mau Tanya sesuatu sama kamu. Tapi… kamu jangan marah ya?”
Aku tertegun. Dia mau Tanya apa? serius amat mukanya, tanyaku dalam hati.
Aku mengangguk dan membuat garis senyum semanis mungkin.
Dia mengusap-usap kepalaku. “Kamu… nggak ada yang lain kan… selain aku?”
Aku memasang tampang penuh tanda tanya.
“Kalo misalnya aku nggak ada nanti, kamu janji ya jangan nakal,” ucapnya lagi.
“Memangnya kamu… mau kemana?” tanyaku heran.
“Aku…keterima kerja di sebuah perusahaan dan pertambangan nikel di Sulawesi.”
“Haaah??” aku tebelalak. “Kamu kan belum wisuda, kok udah kerja segala? Jauh banget lagi.”
Ia masih mengelus-elus rambutku dengan lembut. “Magang sih, tapi digaji, bay. Udah susah-susah ikut tes, lolos, gajinya juga lumayan, masa aku sia-siain gitu aja. Kan lumayan juga nabung buat modal wirausaha nantinya.”
Aku menangguk-angguk, sok ngerti, padahal nggak. “Kontraknya berapa lama?”
“Enam bulan, sayang. Nggak apa-apa kan?”
Untuk kedua kalinya bola mataku membelalak, “Enam bulan? Enam bulan?? Enam bulan???” tanyaku berulang kali,  tak yakin dengan ucapan Aryo barusan.
“Iya, sayang. Insya Allah berangkatnya awal bulan depan.”
“Awal bulan depan itu kan tiga minggu lagi? Itu kan jadwal ekspedisiku sayang.” Aku mengingat intensitas bertemu kami yang semakin berkurang karena kesibukanku di nocturnal. Belum lagi dia mau pergi jauh untuk kurun waktu yang lama. Belum lagi saat-saat terakhir sebelum dia berangkat nanti aku semakin harus disibukkan dengan kegiatan pra ekspedisi, dan dia mungkin akan berangkat saat aku sedang berada di atas gunung Lawu. Sial, segini berkorbannya aku demi mendapat identitas sebagai anggota nocturnal.
Aku menarik nafas panjang dalam-dalam, lalu menghembuskannya hati-hati. “Kamu hati-hati ya disana nanti, jaga diri baik-baik. I’m very proud of you.” Ucapku akhirnya.
Mata Aryo berbinar seperti bintang kejora. “Makasih sayang. Aku juga bangga punya kamu. Kamu juga harus janji ya, jaga diri baik-baik buat aku. Walaupun umur jadian kita masih cupu banget, kita harus buktiin kalo cinta kita itu hebat. Kita harus bertahan walaupun kita jauh. Kita jangan mau kalah sama jarak. Setuju?”




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar