Sehari di Rumah Sakit Banyumanik

Hari ini..... gw pergi ke rumah sakit bareng Lisa dan Indri. Ini giliran kami menjaga si Edi yg kena DBD di rumah sakit Banyumanik, setelah tadi malem dijagain si Jaluh ama si Mangasa. Mungkin mereka sekarang udah tewas di kamar kos masing-masing akibat begadang.
Sebenarnya tadi ibu kos dan bapak kos si edi datang jenguk juga sebentar. Perhatian mereka berdua itu lho, hampir sama kayak ibu bapak kita sendiri. Baeeekkk....banget pokoke. (Nggak seperti ibu kos kami yang selalu hanya menggertak kalo telat bayar kos).
Bahkan tadi aku ngintip airmata keluar dari matanya (ya iyalah masa dari idung, itu ingus namanya, atau upil) ibu kos saat si Edi meringis kesakitan karena disuntik. Bayangin aja, tiap 6 jam sekali dia harus ngambil darah utk meriksain kadar trombositnya. Sedangkan aku, Lisa dan Indri sibuk sendiri menjerit-jerit melihat jarum suntik seperti kambing minta kawin. Mungkin ibu kos membayangkan betapa sedihnya nasib edi, sudah lebaran tanpa keluarga, ini sakit keras pulak tanpa keluarga. Atau mungkin si ibu kos sedih memikirkan kerugian yg dideritanya atas keperluan2 edi di rumah sakit. haha.
Nggak kok, ibu kosnya memang baik. Tadi kami banyak ngobrol ama beliau soal aneka ragam daerah se-nusantara. Contohnya Padang. Orang Padang itu, nggak bisa hidup tanpa sambal. Semua laukpun dibilang sambal. Karena semua lauknya mengandung cabai. Belum lagi ditambah ulekan cabe mentahnya, belum lagi dessert(makanan penutupnya). Mungkin makan penutup mereka juga berupa buah cabe merah segar.
Lalu ibu kos mengakak lebar sekali bersama suaminya. Obrolan yg sangat konyol bersama orang-orang jawa (yg mengaku manis karena hobi makan gulai yg manis2 *sumpah, ini logikanya dimana???)


Ada lagi yg terkenal dari Kendari, tanah kelahiran Indri. WAKATOBI. Sebuah taman wisata dalam air yang sekarang sudah menjadi nama laptop buatan lokal, dari www.zyrex.com. Mungkin sebentar lagi akan keluar laptop keluaran baru yg bernama BUNAKEN, PARANGTRITIS, KUTA, dsb dsb.
Nama yg lumayan sih, daripada nama pantai yang disebutkan Indri: BATU GONG.
"Ya, sebentar lagi akan diadakan launching laptop keluaran zyrex terbaru, BATU GONG!" nggak lucu banget.


Akhirnya, setelah bosan tertawa, ibu dan bapak kos pun pamit pulang. Kami mulai mengobrol yang jorok-jorok. Diantaranya saat gw mencetuskan pertanyaan: bagaimanakah bentuk eek-nya si Edward Cullen kalo berak? Bukankah dia itu vampir, makanannya cuma darah. Gw ga bisa bayangin tiap pagi si Edward crett crott crett crott ngurusin mencretnya. Hadeeh....


Setelah agak siang datang seorang teman bernama kenanga *baca: ken-ken.
Dia memang agak ditakuti karena punya indra keenam, bisa lihat hantu. hahaha. Pisss, ken!
Kami mengobrol tentang serunya pengalaman masuk UGD.
Indri dengan semangat45nya bercerita saat dia kecelakaan jatuh dari motor. Motor tukang ojek, cing! Yup, sepulang sekolah, Indri naik ojek. Saat ojek akan berjalan, posisi duduk Indri belum seimbang. Lalu motor pun mencang sana mencong sini, berakhir pada tersungkurnya tubuh Indri di trotoar. Tidak lama kemudian Indri berdiri dibantu ibu-ibu warga sana. Melihat kondisi tukang ojek yang baik-baik saja, Indri pun kontan menyuruhnya pergi. Tanpa disadarinya, ternyata daging bibir Indri sudah berserakan dimana-mana. Ternyata bibir Indri terseret parah di trotoar. Karena takut tidak punya bibir lagi, akhirnya Indri diboyong ke UGD oleh tukang ojek-yang-baik-baik-saja tadi, dan segera dijahit. Serta ditambah dengan daging bibir buatan karena daging bibirnya yang berceceran di trotoar sangat sulit untuk dipungut kembali.


Seharian gw ngoceh nggak jelas bersama mereka, termasuk si edi juga ikut-ikutan melawak, padahal sedang sekarat. Hahaha. Astaga, ini rumah sakit beneran yak? semua orang yg datang kesini pada sakit jiwa tanpa kecuali.


Setelah agak sorean gw jadi lebih pendiem. Perut gw nahan sakit yang makin lama makin sangat. Nggak tahu kenapa, mungkin gara-gara insomnia tadi malem, ato karena nggak sarapan. Gw nungging-nungging deket pasien lain, berharap angin bahorok dalam perut gw keluar. Dalam bentuk kentut pastinya. Tapi usaha gw blom berhasil. Perut gw jadi tambah buncit karena kembung. Akhirnya setelah memelas dengan ekspresi nanar, gw berhasil dibeliin Tolak Angin oleh Indri. Hasilnya perut gw jadi nggak terlalu sakit lagi dan berangsur-angsur angin bahorok pun keluar. baik dari atas maupun bawah. Tuh angin tahu diri, keluarnya pelan-pelan. Slow but sure. Pusshh........ agghh.... lega...... Tapi pasien sebelah langsung teler, padahal dia barusan baikan dari kondisi kritisnya. jangan salahin gw, salahin tuh angin bahorok!!!


Akhirnya gw, Lisa dan Indri pun pamit pulang. Piket jaga selanjutnya akan digantikan oleh si Amang (padahal nama aslinya si Amal).
Hmmm.... cepet sembuh ya Edi Supono! Kami semua mencintaimu *mmmuaaaaakkkk.
HAHAHAHAHAHAHA. 





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO