Jumat, 17 September 2010

Ketika papaku cerita....



Beli LOTEK
Alkisah, saat aku berumur 5 tahun, masih menjadi anak semata wayang, aku diajak papa mama membeli lotek di warung dekat perumnas. Waktu itu kami baru pindah rumah di perumnas dan motor vespa butut masih menjadi satu-satunya alat transportasi kami. 
Sewaktu kami tiba di warung lotek, mama memanggil-manggil si mbok yang jual, eh yang muncul malah anaknya yang seumuran denganku. 
Lalu papa bertanya padanya, "Ibunya mana, dek?"
"Ada dibelakang... lagi di kamar mandi kayaknya. Tunggu bentar yaa..." jawabnya, lalu berteriak-teriak memanggil ibunya dibelakang.
Tidak lama kemudian muncullah ibunya sambil berlari-lari kecil dengan tangan kiri yang masih basah.
Kami agak menjauh, dan mama berkata "Ehh.... maaf bu, nggak jadi...."
Lalu kami pulang dengan motor primadona kami, trong tong tong tong.........
Papa dan mama berbincang-bincang sepulang dari sana, sambil terkikik-kikik membayangkan bagaimana kalau kami jadi membeli lotek. Aku bengong, "Nih, orang2tua ngomong apaan sih, padahal aku udah laper banget mau makan lotek."
Setelah berumur 14 tahun, barulah terungkap semuanya. Seandainya saja waktu itu kami jadi membeli lotek, dengan diramu oleh seorang ibu-ibu yang barusan boker. Dengan tangan kiri yang masih basah, pasti menu makan siang kami waktu itu akan berjudul: LOTEK SPESIAL BUMBU KLOSET.


Asal  saya dari BAWAH BULU
Sepulang dari sekolah tempat mengajar, raut muka papa berseri-seri. Walaupun saat itu masih tanggal tua, pulang sore dan belum makan siang. Beliau bercerita padaku dan mama sebagai berikut:
Tadi di sekolah ada anak baru, dipanggil guru BK karena berbuat onar. Ketika diintrogasi sang guru BK, dia ditanya. "Asal kamu darimana?"
Dengan lantang anak itu menjawab, "Saya dari BAWAHBULU, pak."
Kontan saja sang guru BK tambah panas dengan kelakuan anak baru tersebut.
"Saya tahu kamu lahir dari sana. Tidak perlu disebutkan juga saya sudah tahu! Sekarang jawab dengan benar, asal kamu dari mana?"
"BAWAHBULU, pak."
GEDEBIK... GEDEBIK.... Suara pantat dipukul mistar pun terdengar hingga ruang kerja papa.
Papa segera menuju ke ruangan BK. "Ada apa ini?" seru papa.
"Pak, saya berasal dari BAWAHBULU...." ucap anak baru tersebut memelas dengan wajah nanar.
Papa diam sejenak lalu berkata, "Oh, BAWAHBULU. Dekat perbatasan Sumatera bagian selatan itu bukan?"
"Ya, kira-kira begitu, pak." jawabnya semaput.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar